29 Sep 2011

LNB optikal

Apa yang begitu revolusioner tentang optical LNB? 

Masalah terbesar yang dihadapi pada penerimaan langsung TV satelit adalah penghambatan sinyal atau kehilangan sinyal di kabel coaxial antara LNB dan receiver serta masalah yang berhubungan dengan penyaluran sinyal ke beberapa pengguna. Akan tetapi apa yang begitu spesial tentang LNB optikal?

Cara kerja LNB standar : LNB menerima sinyal satelit dari fokus antena, mengubahnya menjadi rentang frekuensi yang berbeda dan menyalurkan sinyal ini ke tuner recever satelit melalui kabel coaxial. Karena rentang frekuensi ini dibatasi pada 950 hingga 2150 MHz, ada dua trik yang harus digunakan agar bisa menerima keseluruhan spektrum frekuensi satelit.

Pertama:  polarisasi sinyal dan ini berupa polarisasi sinyal vertikal maupun horizontal. Polarisari sinyal sirkular (kiri dan kanan) juga digunakan namun pada skala yang lebih kecil. Tidak perlu begitu detil tentang polarisasi sirkular; untuk kegunaan artikel ini mereka diperlakukan dengan cara yang sama. Kendali voltase 13V atau 18V yang dibawa oleh kabel coax ke LNB memerintahkan apakah polarisasi sinyal vertikal (13V) atau horizontal (18V) yang diterima oleh LNB.

Kedua: adalah kendali sinyal 22 kHz yang digunakan untuk berpindah antara band rendah dan tinggi. Band rendah mencakup frekuensi satelit dari 10,7 hingga 11,75 GHz, sedangkan band tinggi mencakup dari 11,8 hingga 12,75 GHz.

Jika LNB “melihat” sinyal kendali 22 kHz dari receiver, maka LNB ini akan mengirim sinyal band tinggi melalui kabel coax ke tuner. Jika tidak ada sinyal 22 kHz, maka LNB akan beralih ke band rendah. Pada akhirnya terdapat empat skenario kemungkinan (vertikal atau horizontal pada band rendah ATAU vertikal atau horizontal pada band tinggi) namun hanya satu yang bisa digunakan pada satu saat. Jika ini adalah sistem antena satelit untuk satu pengguna saja, maka segalanya adalah baik dan aman.

Namun ketika lebih dari satu pengguna yang menerima TV satelit dari antena yang sama, maka masalah pertama akan muncul. Jika, misalnya, pengguna “A” memerlukan LNB untuk beroperasi pada vertikal band rendah, maka orang lain pada sistem yang sama akan menerima sinyal yang sama dari vertikal band rendah juga; jumlah saluran yang tersedia akan terbatas. Pada kenyataannya, pengaturan seperti ini membuatnya benar-benar payah; tak seorang pun dari para pengguna itu akan menyenangi menonton TV.

Hingga saat ini, masalah jenis ini telah dapat ditanggulangi dengan menggunakan LNB yang memiliki hingga delapan keluaran tersendiri; masing-masing terpasang pada receiver yang bisa dioperasikan secara bebas, dan masing-masing pengguna mendapatkan band/polarisasi yang diinginkan. Jika melibatkan lebih dari delapan pengguna, maka multiswitch akan memegang peranan. Dalam hal ini LNB Quattro dengan empat keluaran unik yang mencakup empat kombinasi band/polarisasi akan digunakan. Sinyal-sinyal ini selanjutnya akan disalurkan ke sebanyak pengguna yang memerlukan. Namun semuanya tidak sederhana. Seluruh kabel coax beserta berbagai multiswitch yang digunakan untuk penyaluran sinyal berikut penghambatan sinyalnya yang tidak bisa diabaikan. Penghambatan sinyal yang berasosiasi dengan 8 hingga 10 keluaran masih bisa dipertimbangkan tidak mengganggu. 

Namun dengan 20, 30 atau bahkan 40 keluaran, masalah penghambatan sinyal akan menjadi cukup signifikan.Di sinilah kehadiran LNB optikal diperlukan. Stacker yang terpasang di dalam LNB mengkonversi empat kombinasi band/polarisasi menjadi rentang frekuensi yang berbeda antara 0,95 dan 5,45 GHz. Selanjutnya, sinyal RF dikonversi menjadi sinyal digital dan ditransmisikan oleh laser via kabel serat optik. Sehingga namanya LNB optikal.

Di ujung lain dari kabel serat optik ini, pancaran sinar masuk ke kotak converter yang disebut GTU (Gateway Termination Unit) yaitu mengkonversi kembali ke sinyal yang bisa dikenal oleh receiver satelit standar. Jika versi Twin dan Quad dihubungkan langsung ke receiver, masing-masing keluaran versi Quattro menyalurkan salah satu dari empat band/polarisasi dan biasanya diintegrasikan dengan multiswitch yang sudah ada. Hal ini berarti bahwa satu kabel serat optik dapat membawa keseluruhan rentang frekuensi satelit. Hanya diperlukan kabel serat optik setebal 3mm yang dibentang dari LNB optikal. Karena pencaran sinar laser mengandung keseluruhan spektrum frekuensi satelit, memungkinkan untuk menghubungkan sebanyak mungkin receiver yang diperlukan untuk dioperasikan secara bebas – semuanya dari satu kabel serat optik. Bahkan, misalnya, jika keseluruhan bangunan apartemen yang besar perlu disalurkan dengan sinyal satelit, maka LNB optikal membawa sejumlah kemungkinan.

Keuntungan LNB Optikal

Keuntungan terbesar pada LNB optikal adalah bahwa keseluruhan empat kombinasi band/polarisasi dapat ditransmisikan melalui satu kabel pada saat yang bersamaan. Yang juga membawa keuntungan bahwa sinyal bisa dipisahkan sesering diperlukan dan bahwa setiap keluaran dapat dioperasi secara terpisah. Jarak yang sangat jauh yang bisa dilalui kabel serat optik tanpa penghambatan sinyal merupakan bonus besar. Kabel serat optik berukuran kecil dan dengan mudah dimasukkan dalam ductwork. Karena kehilangan sinyal yang sangat kecil, kabel ini pada bentangan panjang secara signifikanlebihbaikdaripadakabel coax dalam hal kualitas sinyal. Dengan sinyal yang lemah, hal ini bisa secara mudah menjadi perbedaan antara menerima sinyal dan tidak menerimanya. Jarak beberapa kilometer dapat dibentang tanpa kehilangan sinyal yang signifikan.

Contoh jaringan






















Gambar dan artikel dirangkum dari : Telesatellite-0909
Terima kasih telah berkunjung.
Info:
Daftar Satellite dan Channel bisa di lihat disini
Update harga Receiver dan lainnya bisa dicek disini
Terkait...



On Facebook



0 komentar: